Pekerjaan itu amat berbahaya dan menguras tenaga, namun gajinya membuat kami bertahan. Kebanyakan dari kami berteman baik dan kami bekerja, bekerja, terus bekerja, menggali demi tembaga yang amat berharga itu.
Kami harus menggali terowongan bawah tanah. Pekerjaan yang berbahaya dan mengancam jiwa sebenarnya. Jadi jika terdengar teriakan, kami biasanya segera memeriksanya, sebab kecelakaan mengerikan bisa saja terjadi di kedalaman ini.
Namun kali ini, apa yang kami temukan membuat kami ketakutan.
Ada jasad seorang pria, tubuhnya benar-benar hancur sehingga tak ada satupun dari kami yang mengenalinya. Wajahnya seakan dikelupas dari kulitnya, meninggalkan hanya paparan mengerikan dari tengkorak berbalut urat daging dan darah.
Pakaiannya telah ditanggalkan, begitu pula kulit di sekujur tubuhnya telah lenyap. Dari tubuhnya yang kekar, jelas ia adalah salah satu dari kami.. kami hanya tak tahu siapa dia. Tentu saja, kami segera dievakuasi.
Pintu masuk menuju pertambangan segera ditutup dan kamera CCTV tak menangkap siapapun dari luar masuk selama jam kerja. Tak ada satupun orang luar yang ada di dalam pertambangan kecuali para pekerja.
Kami tak pernah tahu siapa pria yang tewas itu atau bagaimana ia mati.
Dan yang membingungkan kami ada 40 orang yang bekerja di tambang saat itu.
Dan ada 40 orang juga yang keluar dari tambang hari itu.