Suatu hari, ada seorang gadis muda yang mencintai boneka. Ibu dan ayahnya mengambil belanjaannya pergi berbelanja dan menyuruhnya untuk memilih boneka baru. Gadis itu pergi ke seluruh toko , mencari mainan yang diinginkannya. Dia datang ke sebuah etalase besar dan di tengah-tengahnya, ia melihat boneka kaca paling indah yang pernah dilihatnya.
Gadis itu meminta ayahnya membelikan boneka kaca tersebut. Ayahnya mengambil boneka itu dan mengamatinya dengan cermat. Tiba-tiba mata boneka itu berubah merah dan ayahnya menjatuhkannya begitu saja.
“Ayah tidak suka boneka ini”, kata ayahnya. “Ada sesuatu yang aneh darinya”. lanjut ayahnya menolak untuk membeli boneka tersebut.
Kemudian gadis itu membujuk ibunya untuk membelikan boneka kaca itu. “Ayahmu tidak suka boneka ini”, kata sang ibu. “Aku rasa sebaiknya kau mencari boneka yang lain”
Tapi gadis itu mulai menangis kekanak-kanakan, dan berteriak “Aku ingin boneka itu! Aku ingin boneka itu! Aku ingin boneka itu!” Hingga skhirnya, samg ibu mengalah dan membelikan boneka kaca tersebut untuknya.
Sore harinya, sang ayah sedang bersiap-siap untuk pergi karena urusan bisnis. Karena gelisah dengan boneka baru putrinya, ia meninggalkan sebuah catatan untuknya. “Putriku, Taruhlah boneka itu di luar sebelum kau tidur”.
Gadis itu bermain sepanjang hari dengan boneka kaca barunya, Dan ketika hendak tidur ia meletakkan boneka tersebut di meja samping tempat tidurnya dan tidak memperdulikan pesan dari ayahnya.
Tak beberapa lama, ia mendengar suara di pojok kamarnya, dan terlihat sesuatu berdiri di sana dengan sepasang mata merah yang menyala. Gadis tersebut mengira bahwa itu hanya imajinasinya, ia mengusap matanya, namun ketika ia melihatnya lagi. mata merah tersebut semakin dekat.
Gadis itu mengusap matanya lagi. setelah itu, mata merah tersebut kini berada tepat di samping wajahnya. Dia mendengar bisikan di telinganya “Berbaringlah di atas bantal. Aku berjanji tidak akan menyakitimu.”
Gadis itu menurut dan meletakkan kepalanya di atas bantal dan seketika boneka kaca itu mencekik lehernya sampai tewas.