Good Luck Charm

– Cerita Seram – 

Yui, sahabat dekat Kagome secara tiba-tiba mengacungkan sebuah jimat bertali kecil kepadanya sambil mengatakan “Pakailah jimat ini dan semua keinginanmu akan terkabul!”. 

Jimat itu tampak seperti sebuah jalinan benang yang amat rumit (Seperti bagian tengah sebuah “Dreamcatcher”). dan bagi Kagome, benda itu lebih terlebih seperti gantungan kunci mungil daripada sebuah jimat.


“Darimana kau dapatkan benda itu? di Akiba?” tanya Kagome. Ia hanya bisa membayangkan Yui mendapatkannya dari sebuah toko jimat yang banyak terdapat di daerah Akiba


“Tak penting darimana aku mendapatkannya.” kata Yui, dan ia segera mengikatkannya ke tangan Kagome (Ternyata jimat itu juga bisa dikenakan sebagai gelang). 

“Aku juga punya satu kok dan aku yakin jimat ini bisa Kagome-Chan gunakan untuk mendapatkan perhatian Takiro-Senpai.” kata Yui,

“Ah, kamu nih bicara apa sih?” wajah Kagome langsung memerah. 

CreepyPasta Indonesia
CreepyPasta Indonesia


Kagome dan Yui adalah sahabat yang sangat akrab semenjak kecil dan Kagome sudah menjadi hal terpenting dalam kehidupan Yui. Jadi hampir tak mungkin Kagome bisa menyembunyikan perasaannya pada pemuda ganteng di sekolah itu di hadapan sahabatnya.


“Sudah, sudah … terima saja jimat ini! Aku juga punya satu kok!” Yui menunjukkan hiasan yang tergantung di handphone-nya. Ternyata itu jimat yang sama, hanya berbeda warna saja.


Kagome akhirnya mau tak mau menerima jimat itu, bukan hanya karena itu pemberian dari sahabatnya, namun ternyata ia diam-diam juga berharap jimat itu mampu membuat Takiro yang sudah lama ditaksirnya itu membalas cintanya. 


Dan ternyata benar saja, seminggu setelah kejadian itu, tiba-tiba Takiro datang ke kelasnya saat istirahat makan siang dan menghampiri mejanya.


“Hi, Kagome-Chan? Malam minggu ini mau pergi nonton bareng?” tiba-tiba saja pemuda itu bertanya pada Kagome.


Dan satu-satunya respon yang dilakukan gadis itu adalah berbalik dan kabur.


Dalam perjalanan pulang, Kagome memikirkan betapa bodohnya yang ia lakukan tadi. tapi apa boleh buat, karena dia merasa amat malu. Namun dia berpikir  “Apa tidak salah? Cowok paling ganteng di sekolah yang ditaksirnya baru saja mengajaknya keluar, padahal sebelumnya pemuda itu hampir tak menghiraukannya sama sekali”


Kagome menatap gelang yang ada di tangannya. “Apa mungkin gara-gara jimat ini ?”


Sesampainya Kagome rumah, dilihatnya ibunya sangat panik.


“Ibu, ada apa?”

“Syukurlah kamu sudah pulang! Kakakmu baru saja mengalami kecelakaan!”

Kakak Kagome ternyata baru saja tertabrak kendaraan yang melanggar lampu merah saat menyeberang. Akibat kejadian itu, dia harus dirawat di rumah sakit selama seminggu. Begitu pulang ke rumah pun, ia masih tak bisa berjalan dan harus dibantu dengan tongkat.


dan sekarang Kagome harus absen beberapa hari dari sekolah karena harus merawat kakaknya. Dan pada saat ia sudah masuk kembali ke sekolah, Takiro kembali menemuinya.


Kagome-chan, aku turut perihatin atas apa yang menimpa kakakmu. Jika kakakmu sudah baikan, maukah kau pergi bersamaku malam minggu nanti?”


Kagome dengan senang mengangguk.


Hari yang dinanti-nantikan pun datang. Ia dan Takiro, pemuda pujaannya, pergi menghabiskan malam minggu dengan pergi ke sebuah pasar malam. Di sana mereka mencoba hampir semua wahana dan bersenang-senang. Namun saat mereka berdua sedang menaiki komidi putar, tiba-tiba telepon genggam Kagome berdering.


“Cepatlah pulang!” ibunya terdengar terisak di telepon, “Rumah kita Kebakaran!”


Kagome tanpa pikir panjang segera mengakhiri kencan itu. dan langsung pulang menuju rumahnya.


Setibanya di rumah, ibunya hanya terduduk di depan apa yang sebelumnya menjadi rumah mereka, Kini yang tersisa hanyalah balok-balok penyangga rumah yang hangus terbakar. Bahkan atap mereka sudah runtuh.


Tak perlu waktu lama bagi Kagome untuk menyadari bahwa semenjak ia mendapatkan jimat itu, hidupnya menjadi dipenuhi kesialan. dan ia segera menghubungi Yui untuk menanyakan darimana ia mendapatkan jimat itu, namun tak ada jawaban dari ponsel gadis itu. Nomornya Yui tidak aktif.


Kagome lalu memutuskan mencari sendiri toko jimat yang didatangi Yui. Ia menyusuri jalanan di Akiba dan memasuki semua toko, namun tak ada satupun yang mengaku menjual jimat miliknya. Ia hampir putus asa hingga kebetulan ia melewati seorang gadis yang mengenakan jimat yang sama.


“Maaf,” Kagome bertanya, “Darimana kah Anda mendapatkan jimat itu?”


“Oh, ini? Aku mendapatkannya di Hiroakido.”


Kagome langsung menuju daerah itu, dan di pelataran kuil ia menemukan sebuah kios yang dipadati oleh para turis yang sedang mencari oleh-oleh.


Sesuai dugaannya, salah satu yang dijual di lapak itu adalah jimat seperti yang dikenakannya.


“Selamat datang. Anda berminat dengan jimat pengabul permintaan inI? Wah.. Wah.. Ternyata saya lihat Anda sudah memiliknya” sambil menunjuk jimat yang melingkari pergelangan tangan Kagome.


“Benar sekali, namun semenjak saya memilikinya, ada banyak sekali kesialan yang menimpa saya.”


“Haha, namun permintaan anda terkabul kan?” jawab sang penjual, “Tentu saja untuk setiap permintaan yang terkabul, Anda harus menebusnya. tidak mungkin anda akan berpikir mendapatkan semua keinginan anda secara cuma cuma, kan ?”

“Jadi permintaanku untuk bersama Senpai harus ditebus dengan sesuatu yang penting bagiku?” Kagome patah hati mendengarnya. Ia memutuskan untuk langsung membuang jimat itu. 

Dan terrnyata setelah itu, tak ada lagi nasib sial yang meninpa Keluarganya. Tapi semenjak itu juga, Takiro tak pernah menghiraukannya lagi seperti sedia kala.


Keesokan harinya di sekolah, ia berusaha menghubungi sahabatnya Yui. Ia khawatir nasib yang sama akan dialaminya. Namun tak satupun pesan teks yang di kirimkannya dibaca.


Baru setelah bel pulang sekolah berbunyi dan ia tengah berjalan pulang, ia mendapatkan balasan.


“Maaf aku baru menghubungimu. Aku baru saja terjatuh dari tangga dan tidak masuk beberapa hari. Hp ku juga rusak gara-garanya. Aku tak mau mengabarimu karena aku tahu kau sendiri sedang susah dengan kecelakaan yang menimpa kakakmu.”


Kagome hendak memperingatkannya tentang jimat itu, namun …..


“Maaf tidak mengabarimu juga kalau aku sedang dalam perjalanan menuju Italia. Aku baru saja memenangkan perjalanan impianku ke Eropa. Beruntung sekali kan aku? Haha.. Jangan khawatir Kagome, aku akan membawakanmu oleh-oleh yang bagus dari sini”


Seketika itu Kagome menoleh karena suara klakson yang amat keras. Dilihatnya sebuah bus tengah melaju dengan cepat ke arahnya.

 

Baca Juga: Can you help me?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *