Malam itu, seorang pemuda pergi menuju Las Vegas bersama teman-temannya untuk menikmati akhir pekan. Mereka semua bersenang-senang, pergi dari bar satu ke bar lainnya dan meminum apapun yang disediakan bar tersebut.
Mereka berhenti disalah satu bar dengan live musik, dan pemuda dan teman-temannya yang mabuk tersebut langsung mengambil alih panggung untuk bernyayi, lebih tepatnya untuk tertawa dan berteriak tidak jelas.
Pemuda itu terun dari panggung dan kemudian meminum beberapa gelas bir. hingga seorang wanita muda mendekatinya dan memulai obrolan. Pemuda tersebut tentynya terkejut sekaligus tersanjung pada saat bersamaan. Wanita itu terlihat benar-benar tertarik padanya, jadi ketika dia mengajaknya pergi ke sebuah pesta. Pemuda tersebut langsung setuju.
ia lalu meninggalkan teman-temannya di dalam bar, kemudian mengkuti sang wanita ke sebuah apartemen dipinggiran kota. Ketika masuk ke dalam, ternyata memang ada sebuah pesat yang meriah. Penuh dengan minuman dan wanita-wanita yang berdansa ria di sebuah tiang besi.
Sesaat kemudian wanita tersebut mengeluarkan sebuah kantung kecil dari tasnya. Di dalamnya ada dua buah obat. Dia mengambil salah satu, dan memberkan yang lainnya kepada sang pemuda dengan senyuman yang manis.
Pemuda tersebut tak pernah mencoba narkoba sama sekali. Namun malam ini ia memutuskan untuk mencobannya pertama kali. Ia mengambil pil tersebut, mengucapkan terima kasih dan meminumnya.
Itulah yang terakhir dia ingat.
Karena pemuda tersebut sekarang sedang berada di sebuah kamar hotel yang terlihat asing. Terkapar di bak mandi dengan kondisi telanjang bulat, dan terendam oleh es batu hingga ke leher. Namun anehnya ia tidak merasa kedinginan.
Dengan bingung dan sedikit panik ia berusaha mengingat kembali semuanya dan bagaimana ia bisa sampai ke sana, namun percuma. Masih dalam keadaan bingung pemuda tersebut melihat sebuah catata kecil yang tertulis di telapak tangannya, mengatakan..
“Jika anda tidak ingin mati, Hubungi 911”.
Ia melihat sebuat telepon seleluer terletak di meja kecil, di samping bak mandi. Dia mengambil ponsel tersebut, dan menekan nomor panggilan darurat tersebut dengan jari-jari membeku yang sudah mati rasa.
Ketika operator layanan darurat menjawab, pemuda tersebut menjelaskan bahwa dia tidak tahu dimana dia berada, atau bagaimana dia sampai disana, tapi dia sangat menderita.
Operator berkata, “Pak, dapatkah anda melakukan hal berikut untuk saya? Dengan Perlahan dan hati-hati, keluar dari bak mandi dan periksa diri anda dicermin”.
Pria itu meraih rak handuk dan menarik dirinya keluar dari timbunan es. Melihat ke arah cermin, dia melihat ada dua celah sekitar 9 inci dipunggung bagian bawahnya.
Ketika dia menjelaskan luka-luka tersebut di telepon, operator tersebut berkata, “Baiklah, sekarang saya ingin anda kembali ke dalam bak mandi, pak. Paramedis sedang dalam perjalanan, jangan bergerak sampai mereka tiba”.
“Apa yang terjadi dengan saya?” tanya pemuda itu dengan gugup.
“Saya tidak ingin anda panik” kata si operator, “Tapi sepertinya anda telah dibius, dan seseorang mengambil ginjal anda, ada banyak pencuri organ yang beroperasi di kota ini, untuk dijual di pasar gelap” lanjut operator itu.
Pada akhrinya pemuda itu harus berada di rumah sakit dengan mesin penunjang kehidupan, berharap dan menunggu ada seseorang yang bersedia mendonorkan ginjalnya.