Jangan Menghalangiku

Suatu sore, kakakku Charles tiba-tiba menelepon. “Hallo, Dania, bisakah kau pulang sekarang? Ibu sedang sakit keras dan beliau sedang kritis. Ibu terus saja menyebut namamu. Cepatlah pulang! aku takut ini akan menjadi hari terakhir kau melihatnya” Ucap kakakku.

Aku segera menutup telepon dan mengambil tasku lalu berlari menuju mobil. Aku langsung tancap gas menuju rumah ibuku. Aku sangat khawatir sekali, karena hanya ibuku satu-satunya orang tua yang kupunya saat ini.

– Kemana ayahku? (Beliau meninggal saat aku masih sd).

 

****

 

Entah mengapa perjalanan ini terasa panjang sekali. Mungkin karena hujan lebat diluar. Di tengah perjalanan aku melihat seorang pria mengacungkan jempolnya, tanda bahwa dia meminta tumpangan.

Tidak tahu sihir apa yang merasukiku. Aku menghentikan mobilku dan memberikan tumpangan kepada pria asing itu. “Hai, namaku Toni. Makasih sudah bersedia memberikan tumpangan. salam kenal” ucapnya sambil berjabat tangan denganku.

Dia duduk dibelakangku dan disepanjang perjalanan kami tidak saling mengobrol. Sampai, dia menodongkan pistol kearahku. ”Sial! ini perampokan!!!”.

”ikuti saja perintahku, maka kau akan selamat! bawa aku ke perbatasan tol ini! cepat!!”

Apa dia sudah gila? itu berarti aku harus membawa mobil ini berlawanan arah dari rumah ibuku. Lalu bagaimana dengan ibuku? aku sangat mengkhawtirkannya. Baiklah, bagaimanapun juga, aku akan mencari cara untuk lolos dari bajingan ini.

Saat aku memutar balik, mobilku tiba tiba mogok. Sudah kucoba nyalakan, tetap saja tidak mau menyala.

”Hey, kenapa kau berhenti? apa kau ingin timah panas ini menembus otakmu!” bentaknya sembari menodongkan pistol.

”Mo.. mobilnya macet! aku tidak mengerti mesin. bisakah kau memeriksanya?” ucapku, dia-pun menurut.

Saat dia membuka kap mobil dan memeriksa mesinnya, maka inilah kesempatanku!. Aku harus bertemu dengan ibuku, siapapun yang menghalangiku, tak akan kubiarkan hidup!!

Kuambil tali tambang dari bagasi mobil, perlahan aku dekati dia. Lalu dia berkata “Tidak ada yang salah dengan mesin mobilmu, kau ingin menipuku?”

Dengan cepat kucekik lehernya dengan tali tambangku ”Bagaimana rasanya, hah? inilah akibatnya jika kau menghalangiku untuk bertemu ibuku, dasar bajingan!”

Aku segera melanjutkan perjalananku, meninggalkan jasad pria itu. ”Dasar pria bodoh, mudah sekali kau tertipu” gumamku. Jarak dari rumahku ke rumah ibuku membutuhkan waktu sekitar 8 jam, dan sepertinya aku butuh istirahat.

Aku melihat sebuah rumah kecil di pinggir jalan, akupun memutuskan untuk beristirahat disana.

”Ahh sial, ternyata ini kost-kost an. Kost-kost an pria lagi!” ucapku kesal ” Tapi bagaimanapun aku harus istirahat. Agar bisa segera ke rumah ibuku. Aku mengetuk pintu, dan ada seorang pria yang membukanya. Hmm.. dia terlihat tampan, tapi kenapa dia tinggal di kost kostan kecil begini?

”Hey nona, ada apa?” ucapnya mengagetkan dan membuyarkan lamunanku. ”Oh maaf, jadi gini. apa aku boleh menumpang istirahat disini?” ucapku

”Oh boleh. Silahkan masuk” ucapnya

Apa yang kulihat didalam sangat mengejutkanku. Ada beberapa pria disana dan mereka langsung berusaha mendekapku. “Sialan, Mereka mau memperkosaku!” dengan cepat, kuraih pistol yang kuambil dari perampok tadi. Ku tembaki kepala mereka satu persatu ”Kalian pantas mendapatkannya. bajingan!”

 

****

 

“Akhirnya aku sampai dirumah ibuku” aku merasa sangat lelah setelah semua kejadian gila ini. Semoga rasa bersalahku akibat membunuh orang bisa terbayarkan. dan semoga tidak terjadi apa-apa pada ibuku.

Akupun masuk kedalam rumah. Hmm.. kenapa rumah ibu gelap sekali. Aku berjalan masuk kedalam, dan tiba-tiba ….

”SURPRISEEE DANIA! SELAMAT ULANG TAHUN!” ucap teman temanku.

 

 

Okay. I am officially F*cked up.