Kisah Nyata: Tumbal

Tiga tahun lalu, saya dan keluarga pindah ke salah satu kecamatan di kabupaten H, [provinsi] K.

Saat itu kami ngontrak disalah satu rumah milik penduduk asli desa itu. Rumah yang kami kontrak adalah rumah satuan (bukan kontrakan dempet) dan pemiliknya tinggal disamping rumah kami. Rumah pemiliknya lebih besar dan terlihat bagus karena dibuat dengan kayu ulin yang terkenal mahal dan hanya orang berduit saja yang sanggup membuat rumah dengan bahan itu.

Pemilik rumah itu adalah seorang nenek tua pensiunan guru, tinggal bersama anak dan cucunya. Suami beliau sudah wafat.

Kami jarang berkomunikasi karena saya dan keluarga sering berada di luar rumah. Suatu hari, kebetulan saya sedang libur. Karena bosan di rumah, saya isi waktu dengan menyapu halaman rumah. Tak disangka, Nenek pemilik rumah juga sedang menyapu.

Akhirnya selesai menyapu halaman, beliau menawari saya untuk duduk di teras rumah sambil minum kopi. Beliau bertanya saya kerja dimana. Saya jawab bekerja di tambang batu bara.

Beliau ini sudah sepuh sekali, umur kira-kira 80an. Tapi cara beliau bicara masih cukup jelas dengan intonasi yang pas dan sangat lancar.

Setelah ngomong ini itu, akhirnya beliau membuka cerita yang menginspirasi saya untuk membuat trit ini.

Cerita tentang ini tak pernah saya temukan di situs pencarian manapun. Maupun tak ada saya jumpai saat buka blog2 misteri. Mungkin karena cerita ini adalah rahasia negara dan orang2 kaya yang punya pengaruh tak terhingga di negara kita. Tapi bila ada agan2 dan aganwati sekalian yang mengetahui kisah ini harap berbagi dengan saya ya…

and this is the true shocking story..

Beliau akhirnya memulai cerita. Dulu, waktu masih muda (saya tanya tahun berapa tapi di jawab waktu masih sekolah SPG katanya) beliau berkunjung ke rumah salah satu teman sekolah di daerah T. (maaf saya inisialkan krn saya takut ini menyinggung aib perusahaan)

Orang tua teman beliau itu adalah staff di perusahaan minyak di daerah tsb. Waktu beliau berkunjung ternyata bertepatan dengan peristiwa penting, yaitu pengeboran pertama di salah satu titik minyak baru. (saya tidak mengerti apa istilahnya)

Beliau yang baru saja sampai langsung diajak untuk melihat acara itu. Tapi acara tersebut hanya dihadiri staff perusahaan, jadilah mereka mengintip dr lokasi tersembunyi namun dapat melihat dengan jelas.

Saat mengintip acara itu, beliau melihat ada 5 orang anak gadis kecil kira2 berumur 4-7 tahun memakai gaun pesta warna putih bersih memasuki area dibimbing oleh ayah temannya. Salah satu gadis kecil memakai pita bunga besar warna putih dikepala.

Teman nya bilang itu adalah adiknya, “Cantikkan, ayah membelikannya baju gaun kemarin, rupanya untuk acara ini” kata teman nya.

Tapi kejadian itu tiba2 berubah jadi horor manakala anak2 gadis kecil tak berdosa itu satu-satu dilempar ke lubang galian, dan mesin alat bor pun hidup. Anak2 tak berdosa itu dihentak sampai hancur menggunakan alat bor yang seperti tuas (saya pun tidak tahu seperti apa alatnya, cuma membayangkan dr narasi beliau.)

Setelah dihentak berkali-kali menyemburlah minyak dr lubang itu diiringi tepuk tangan dari para staff yang hadir. Termasuk ayah temannya yang ikut menumbalkan anak gadis kecilnya yang paling bungsu.

(saya sependapat dengan teman2 disini yang mengatakan tidak mungkin yang nyembur itu minyak karena minyak kan masih jauh dibawah. Saya mikirnya apa yang dilihat beliau itu mungkin darah anak-anak yang digencet gencet itu, tapi beliau tetap bersikeras kalo yang muncrat itu minyak. Itu pendapat awal saya, karena kisah ini dari beliau, jadi sebagai narasumber dan saksi, cerita beliau saya salin apa adanya dari mulut beliau).

Teman nya langsung teriak dan pingsan! Saya yang mendengar cerita ini pun langsung shock!

Beliau ga melanjutkan cerita bagaimana selanjutnya. Beliau langsung lompat ceritanya ke saat beliau sudah pulang. Saya pun tak terpikir untuk nanya karena masih shock.

Dia bilang,temannya itu tak lagi masuk sekolah. Ayah temannya berhenti setelah kejadian itu dan pulang ke kampung tak lama kemudian. (kampungnya sama dengan beliau)

Keluarga itu pulang dengan membawa duit 75jt. Jaman itu duit segitu mungkin kaya 1 milyar sekarang ya. Anak sulung keluarga itu yg juga mantan teman sekolah beliau tak pernah keluar rumah, dia gila. Ibunya juga jadi gila. Yang masih waras saat itu cuma ayahnya dan adik lelakinya.

Beliau termenung, lalu, melanjutkan cerita…

Dia tanya apa saya mau tau siapa keluarga itu? Saya diam aja, masih shock. Beliau bilang keluarga itu adalah keluarga yang punya rumah dari ulin besar yg ada di ujung jalan desa. Saya terperangah. Saya kenal keluarga itu.

Anak lelaki satu-satunya di keluarga itu dan satu-satunya yang masih waras (bertahun kemudian bapaknya gila juga) adalah ayah dari teman sekantor saya..

Ternyata setelah nanya sana-sini banyak yang tau cerita model gini. Anak dijadikan tumbal perusahaan, ayahnya dapat duit banyak. Tapi apalah artinya duit yang banyak itu,.kalau neraka duniapun tak mampu membebaskannya dari rasa bersalah.

Ternyata banyak perusahaan minyak yang memakai tumbal seperti itu dulu… dan beberapa perusahaan itu masih berdiri kokoh sampai saat ini dan menjadi salah satu perusahaan besar di Indonesia.

Tak cuma perusahaan, untuk pembuatan jalan raya maupun jembatan-pun di daerah sini banyak yang memakai tumbal anak kecil. Saya sempat jumpa saksi hidupnya yaitu seorang ibu rumah tangga yang dulu waktu dia kecil sempat diculik untuk tumbal tapi berhasil melarikan diri.

Sampai saat ini dia masih trauma melihat orang bawa sabit karena penculiknya saat itu membawa sabit untuk menggorok leher anak-anak kecil lalu disusun di jalan yang akan dibangun. Orang disini rata2 tau kisah ini.

Sedihnya, pemerintah tutup mata. Berita ini tak pernah ada.

Terima kasih.