KORBAN KALONG WEWE

CreepyFiles Diculik dari Jakarta, Tersadar di Bekasi

Senja hampir tiba saat anak-anak kampung bersiap mengaji di masjid. Meski berada di wilayah Jakarta, kondisi saat itu masih sangat tradisional—jalan tanah rusak dan kebun bambu lebat berjajar di pinggiran jalan. Tahun 1990-an memang masih menyisakan banyak sudut kota yang belum tersentuh pembangunan.

Seperti biasa, Riyan ikut rombongan anak-anak lain menuju masjid. Jalan utama sedang diperbaiki, jadi mereka terpaksa mengambil rute alternatif: sebuah jalan kecil yang membelah kebun bambu sepanjang 200 meter.

Sebelum berangkat, Riyan sempat diingatkan oleh pamannya. “Jangan ngomongin soal kalong wewe di jalan. Pamali.” Tapi peringatan itu hanya disimpan dalam benak—ia tetap berangkat karena takut dimarahi kalau bolos mengaji.

Jalan itu gelap tanpa penerangan. Anak-anak membawa obor agar bisa melihat walau samar. Riyan memilih berjalan paling belakang, merasa lebih aman jika berada di barisan belakang teman-temannya. Tapi peringatan dari pamannya terus terngiang di kepalanya.

BACA JUGA CERITA HOROR LAINNYA : Warung yang Tak Berpenghuni

Saat mereka berjalan, angin tiba-tiba bertiup kencang. Suara gesekan bambu terdengar seperti bisikan aneh: srekkk… srekkk… srekkk… Namun semua masih berjalan biasa, tanpa rasa curiga.

Sembari melangkah, obrolan anak-anak pun mengalir, dari acara TV ke cerita-cerita horor. Topik yang paling dihindari Riyan justru muncul: kalong wewe, makhluk misterius yang sedang ramai diperbincangkan di kampung.

“Udah deh, bahas yang lain aja. Nggak ada topik lain apa?” tegur Riyan gelisah.

“Lagi seru, nih. Biarin aja,” sahut temannya.

“Dikit lagi juga nyampe masjid, ngapain bahas beginian?” Riyan masih mencoba menghentikan obrolan.

“Kenapa? Takut kalong wewe nongol?” ejek salah satu dari mereka sambil tertawa.

Dan detik itu juga, semuanya membisu. Riyan merasa tubuhnya melayang tinggi, terangkat entah oleh apa. Dalam sekejap, dia melihat wajah teman-temannya yang pucat ketakutan, obor jatuh dari tangan mereka, dan mereka semua lari terbirit-birit meninggalkan Riyan yang hilang di udara.

Setelah itu, segalanya gelap…

Ia mulai sadar ketika adzan subuh berkumandang. Perlahan, ia sadar tidak lagi dalam pelukan sesuatu yang asing. Ia membuka mata, melihat sekeliling, dan merasa tidak mengenali tempat itu. Banyak angkot lalu-lalang, dan di kejauhan terlihat tulisan besar: TERMINAL BEKASI.

Ternyata Riyan telah berada puluhan kilometer dari rumahnya.

Seorang petugas menemukan Riyan yang menangis histeris sambil ngompol. Ia dibawa ke kantor polisi dan ditenangkan. Ketika ditanya, ia menjelaskan apa yang dia alami. Namun polisi tidak langsung percaya—siapa yang mau percaya cerita anak kecil diculik makhluk gaib?

Saat akhirnya kembali ke kampung, Riyan disambut tangisan orang tua dan kerumunan warga. Polisi yang mengantarnya kebingungan melihat sambutan itu. Ketika ditanya lebih lanjut, teman-teman Riyan yang menjadi saksi akhirnya bercerita: mereka melihat sendiri Riyan dibawa oleh sosok perempuan besar dengan payudara menjuntai—kalong wewe.

“Kejadiannya kapan?” tanya salah satu polisi.

“Seminggu lalu, Pak,” jawab salah seorang anak.

Polisi terdiam. Sebab Riyan mengaku baru mengalaminya tadi malam. Seolah-olah waktu berhenti selama ia hilang. Polisi hanya bisa mengingatkan warga untuk menjaga anak-anak mereka, terutama saat menjelang magrib.

Waktu berlalu, cerita itu perlahan dilupakan. Kebun bambu kini telah berubah menjadi perumahan. Jalan sunyi itu tak lagi menakutkan. Namun bagi Riyan, kejadian itu tak akan pernah bisa dia lupakan.

Kini, setelah berkeluarga dan menginjak usia 30-an, Riyan masih menyimpan kisah ini sebagai pengalaman hidup paling misterius: diculik makhluk gaib dan terbang dari Jakarta ke Bekasi hanya dalam semalam.

🟥 Cerita ini diambil dari kisah nyata seorang anak bernama Riyan.


2 tanggapan untuk “KORBAN KALONG WEWE”

Tinggalkan Balasan