Cerita Misteri – Di sebuah hiruk-piruk pasar malam yang ramai, datanglah seorang pemuda bersama teman-temanya. Pemuda tersebut dalam keadaan mabuk setelah berpesta semalaman suntuk.
Setelah berpisah dengan teman-temannya, dia pun memutuskan untuk pulang, namun di tengah perjalanannya pulang ia tidak sengaja melihat sebuah tenda.
Karena berbeda dengan tenda-tenda lainnya pemuda itupun tertarik untuk masuk kedalamnya. Tenda itu tampak sepi. Hanya ada sebuah papan di luarnya dengan tulisan “Peramal”.
Menarik sekali, pikir pemuda itu. Akhirnya ia membatalkan rencananya untuk pulang dan mencoba masuk ke tenda itu. Dia sudah menduga-duga bahwa peramal tersebut pastilah seorang penipu. Karena itu, ia hendak mengerjainya.
Ketika di dalam, terlihat sang peramal sedang duduk dengan bola kristal di mejanya. Peramal itu seorang wanita berusia sekitar 50-an.
CreepyPasta Indonesia
“Jika aku memberikan beberapa informasi tentang kakakku, bisakah kamu meramalkan masa depannya untukku?” tanya Pemuda itu.
“Tentu saja.” Jawab sang peramal.
Pemuda itu kemudian memberikan sebuah nama dan tanggal lahir. Ia tertawa dalam hati, ia tak memiliki seorang kakak. Nama dan tanggal lahir yang ia berikan untuk peramal itu sebenarnya adalah nama dan tanggal lahir dirinya sendiri.
Bahkan untuk mengerjai peramal itu, Ia memberi tahu umur “Kakaknya” itu adalah 28 tahun, padahal ia sendiri masih berumur 23 tahun.
“Hmm.. jadi, umur kakak anda 28 tahun? Dan nama serta tanggal lahir yang anda berikan sudah benar kan?” Sang peramal memastikan.
Pemuda itu pun mengangguk dengan senyuman tertahan. Lalu sang peramal pun memulai ritualnya untuk meramal, ia meletakkan tangannya di atas bola kristal dan mulai menggumam sendiri.
“Mari kita lihat apa yang akan dikatakan penipu ini” Pemuda tersebut berbicara dalam hati.
Tiba-tiba wajah peramal itu berubah menjadi pucat, sesuatu telah memecah konsentrasinya, dan dengan ekspresi ketakutan peramal itu berkata kepada si pemuda, “Ap..Apakah kakak anda dalam kondisi yang baik-baik saja sekarang?” kata sang peramal dengan gemetar.
“Ya, tentu saja. Apa maksudmu?”
“Ma… maafkan saya, saya benar-benar tidak mengerti. Namun tolong sampaikan pada kakak anda untuk menjaga dirinya baik-baik. Karena, di.. dia seharunya meninggal lima tahun yang lalu.”