Warung yang Tak Berpenghuni

CreepyFiles Malam sunyi itu, kami berhenti di pinggir jalan karena Ayah perlu pergi sebentar. Di ujung perempatan gelap, tampak sebuah warung kecil menyala redup, seolah menyembunyikan sesuatu. Kami memutuskan menunggu di dekatnya.

Tak lama kemudian, kami melihat ada penjaga warung berdiri di sana. Wajahnya tampak pucat dan matanya kosong—membuat bulu kuduk merinding. Namun rasa lapar dan haus menuntun kami untuk masuk dan membeli sesuatu.

Ayah kembali dengan wajah yang tak kalah pucat. Ia menceritakan bahwa toilet di dekat warung itu sangat kotor, seperti tak tersentuh manusia selama berbulan-bulan. Meski begitu, Ibu tetap membeli beberapa camilan untuk bekal perjalanan.

Kami melanjutkan perjalanan dan tiba di rumah Nenek dengan selamat. Keesokan harinya, aku menceritakan kejadian semalam. Namun wajah Nenek berubah serius. Ia berkata dengan suara pelan, “Warung itu… sudah lama terbakar dan tak ada seorang pun yang tinggal di sana.”

Kami semula tak percaya. Tapi saat memeriksa camilan yang dibeli semalam, semuanya telah berubah menjadi abu. Dan uang kembalian—yang semula tampak biasa saja—kini hanyalah lembaran daun kering.


BACA JUGA CERITA HOROR LAINNYA : KORBAN KALONG WEWE

Nenek akhirnya mengisahkan tragedi yang dulu menimpa warung itu. Katanya, beberapa waktu lalu, kebakaran hebat menghanguskan warung itu. Penjaga dan keluarganya tewas terjebak di dalam api. Mayat mereka hanya dimakamkan seadanya tanpa upacara layak. Sejak itu, banyak kejanggalan mulai terjadi di sekitar reruntuhan warung.

Warga sekitar sering melihat asap mengepul di malam hari, mendengar isakan tangis menyayat hati, atau bahkan melihat sosok-sosok bayangan berjalan perlahan di tengah puing-puing.

Seorang pemuda pernah pingsan di depan lokasi tersebut. Ketika sadar, tubuhnya penuh coretan aneh dan ia terus mengigau soal sosok berpakaian kuno yang mengajaknya makan. Sejak saat itu, ia mengalami gangguan jiwa dan tak pernah keluar rumah lagi.

Kisah itu membuatku menggigil. Apakah sosok yang kami temui di warung semalam adalah arwah dari penjaga yang sudah meninggal?

Nenek lalu menambahkan bahwa belum lama ini seorang anak kecil ditemukan meninggal dengan kondisi tragis di dekat pohon tua samping warung. Tubuhnya dipenuhi luka-luka dan matanya terbuka lebar seolah ketakutan luar biasa. Warga pun semakin yakin bahwa tempat itu sudah menjadi sarang roh tak tenang.

Ayah, yang sejak tadi diam, akhirnya berbicara. “Malam ini, kita harus berjaga secara bergantian. Aku tak yakin kita benar-benar aman…”

Saat malam kembali turun, kami berkumpul di ruang tengah. Ketika giliranku dan Ibu berjaga, terdengar suara ranting patah dari halaman depan. Dengan senter di tangan, kami memeriksa… namun tak ada apa pun di sana.

Lalu, terdengar suara air dari arah sumur tua di belakang rumah. Ketika kami mendekat, air sumur bergolak tanpa sebab. Kami panik dan berlari masuk rumah. Ayah menyusul dengan wajah tegang, berkata bahwa Nenek mendengar bisikan dari pohon besar di pekarangan.

Angin tiba-tiba berhembus kuat, dedaunan beterbangan liar. Kami segera memutuskan untuk mengungsi ke rumah tetangga malam itu. Tapi kegelisahan tetap mengintai kami sampai pagi.

Saat kembali ke rumah, Nenek menunjukkan secarik kertas tua yang ia temukan di halaman. Tulisan aneh tercetak di atasnya, tak bisa dibaca tapi mengundang rasa takut. Aku mencari tahu lebih jauh dan menemukan sesuatu terkubur di belakang rumah: sebuah tulang manusia.

Nenek berkata dahulu pernah terjadi pembunuhan di sana. Suasana mencekam makin terasa saat terdengar tangisan dari dalam rumah. Kami menemukan adikku meringkuk ketakutan di pojok. Ia bilang, seorang wanita berambut panjang menatapnya dari jendela.

Ketika malam tiba lagi, kami melakukan ritual yang diajarkan Nenek. Dupa dinyalakan, doa dilantunkan. Tiba-tiba cahaya muncul dari kolam belakang, dan sesosok wanita muncul sambil menangis. “Bunuhlah orang yang membunuhku…” katanya lirih.

Ia dibunuh suaminya sendiri karena cemburu, lalu tubuhnya dibuang ke kolam. Roh itu tak tenang karena pembunuhnya belum dihukum. Berdasarkan petunjuk roh dan bukti tulang, kami melapor ke polisi. Pelaku akhirnya tertangkap dan mengakui semuanya.

Setelah kasus itu terungkap, tak ada lagi suara jeritan malam, bayangan misterius, atau bisikan dari balik pohon. Roh wanita itu akhirnya tenang, dan suasana rumah menjadi damai kembali.

Namun satu hal yang pasti…

Pengalaman ini akan selamanya membekas dalam ingatanku.

Tamat.


2 tanggapan untuk “Warung yang Tak Berpenghuni”

Tinggalkan Balasan